Mentan: "Beternak Cerdas" dengan Investasi 2 Triliun Menghasilkan 35 Triliun

By Admin


nusakini.com - Berawal dari Kunjungan Kerja Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), di Propinsi. Jawa Timur, pada akhir 2014 lalu yang juga didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berkunjung ke Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Jatim.

Pada kunjungan tersebut, Wapres JK dan Mentan Amran mendengar paparan Kepala BBIB saat itu. Mentan Andi Amran Sulaiman yang medengar paparan Kepala BBIB saat itu menjadi gusar dan menunjukkan ketidak setujuannya.

Mentan Amran kemudian mencecar Kepala BBIB dengan beberapa pertanyaan seperti berapa besar produksi BBIB. Ke negara mana saja tujuan ekspor Sperma (Semen) beku dari BBIB Singosari. Berapa harga jual per ampulnya dan bila Indonesia membutuhkan sapi bagaimana caranya ?.

Kepala BBIB, Singosari yang belum menyadari "kegusaran" Mentan, menjawab dengan lugas, bahwa penugasan BBIB adalah "Profit Oriented" dengan target ekspor, harga jual Rp.25.000/ampul, serta bila membutuhkan ternak sapi akan di impor kembali.

Mendengar jawaban "Kepala BBIB", Mentan langsung menghentikan ekspor sperma (semen beku) dan memerintahkan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, untuk membeli semua semen beku produksi BBIB untuk di bagikan ke Petani Peternak di seluruh Indonesia.

Menteri Amran kemudian melaporkan rencana pembelian tersebut kepada Presiden Jokowi dan mendapat dukungan penuh yang melahirkan program UPSUS SIWAB, (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting), sejak tahun 2017, sudah 4 juta ampul yang di bagikan di wilayah sentra ternak sapi di indonesia, dengan anggaran Rp.2 Triliun.

Mentan tidak mau main-main dalam hal ini. Pengawasan dilakukan day to day, updating data, inseminasi, jumlah kebuntingan dan kelahiran terus dipantau.

Jawa Timur menjadi wilayah tertinggi kebuntingan dan kelahiran Sapi Upsus Siwab disusul Sulawesi Selatan dan Propinsi Lampung. Mentan Andi Amran Sulaiman menyatakan hingga saat ini ada 5 juta ekor sapi Upsus Siwab.

"Bahkan target kita sekitar 25 juta ekor hingga 202. Bila berhitung secara ekonomi, ini adalah kiat beternak cerdas, 5 juta ekor, dengan rata-rata harga jual Rp. 7.000.000, /ekor usia 3 sampai 5 bulan, berarti ada Rp. 35 Triliun dimiliki petani peternak kita, untuk itu, saya sudah meminta pemerintah daerah, agar melindungi sapi betina hasil Upsus Siwab, untuk bakalan induk yang lebih produktif, target kita nanti akan ekspor sapi maupun daging olahan, seperti daging olahan unggas yang sudah kita ekspor", ujar Menteri Amran.

Mentan Amran Sulaiman, baru-baru ini juga telah mengeluarkan regulasi baru yang mewajibkan setiap importir sapi melakukan mengimpor 20 persen sapi indukan (betina) dari setiap kuota impor yang didapatkan dari pemerintah.

"Sapi bukan lagi persoalan buat kita, ke depan Indonesia menjadi salah satu eksportir sapi. Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045, bukan Mimpi, kita sudah mulai pada tahap-tahap krusial, Jagung, Bawang Merah, Beras dan Daging Olahan sudah Ekspor. Kerja-Kerja-Kerja Petani Sejahtera", pungkas Menteri Amran. (mh/eg)